Keindahan Ajaran Buddha

Buddha berkata, “Jadilah pelita bagi dirimu, pelindung bagi dirimu, jangan mencari pelindung luar, dengan kebenaran sebagai pelindungmu, jangan mencari pelindung lain.” (Digha Nikaya 16)

 

Ajaran Universal

Ajaran Buddha dapat dijalani oleh:

  • siapapun (perumah-tangga dan pertapa)
  • ras apapun

Kebebasan Berpikir dan Kebebasan Bertanya

Buddha mendorong kita untuk bebas berpikir, bertanya tanpa batas, mempertimbangkan ajaran-Nya, tidak ada paksaan atau kewajiban apapun untuk menerima ajaran Buddha.

 

Tidak Ada Perintah dan Tidak Ada Rahasia

Buddha hanya menyarankan, menasihati, bukan memerintah. Segala sesuatu terbuka untuk semua orang.

 

Kebenaran Tidak Takut untuk Diuji

Jika sesuatu adalah kebenaran, seharusnya kebenaran itu tidak takut untuk diuji, karena kebenaran akan selalu menang.

 

Mengandalkan Diri Sendiri

Sang Buddha mencapai penerangan sempurna dengan usaha sendiri secara mandiri. Kitapun dapat mencapai tujuan tertinggi ini dengan usaha sungguh-sungguh dalam memperbaiki diri.

 

Berdasarkan Pengalaman dan Nalar,

Sistem Pelatihan Batin

Ajaran Buddha tidak berdasarkan kepercayaan yang membabi buta. Namun, manusia harus menemukan pemecahan melalui pengembangan dan pemurnian batin. Ajaran Buddha mengajarkan pemurnian batin. Pemurnian batin ini sangat penting karena dalam batin ini, terjadi proses yang merupakan akar dari segala kebaikan dan keburukan, serta sebab dari penderitaan dan kebahagiaan. Ajaran Buddha adalah sistem pelatihan batin yang paling lengkap dan efektif di dunia.

 

Buddha Memberikan Teladan Sempurna

Kualitas kemoralan, kebijaksanaan, dan kewelasan Buddha adalah paling sempurna sepanjang sejarah. Hal ini semua terlihat dari seluruh ucapan dan tindakan-Nya.

 

Kitapun Bisa Menjadi Sempurna

Buddha mengajarkan bahwa siapapun dapat mencapai pencerahan tertinggi jika menjalani apa yang telah dijalani Sang Buddha.

 

Umat Buddha Bukan Hamba/ Budak

Umat Buddha bukan hamba/ budak kitab atau siapapun. Pencapaian Buddha dapat dicapai siapapun oleh diri sendiri.

 

Ajaran Buddha Tidak Menakut-nakuti

Ajaran Buddha tidak menggunakan unsur ketakutan/ menakut-nakuti untuk mendesak orang lain agar mempercayai ajaran Buddha. Ajaran Buddha menekankan pada unsur penalaran, fungsi berpikir dan pemahaman diri sendiri. Karena manusia sebagai makhluk dengan fungsi dan kemampuan berpikir dan kecerdasannya yang tinggi, mampu untuk menganalisa dan memahami segala sesuatu. Ajaran Buddha adalah ajaran analitis.

 

Ilmiah

Berbagai penelitian ilmiah terbaru sekalipun tidak pernah bertentangan dengan ajaran Buddha karena metode dan ajaran Buddha bersifat ilmiah. Ajaran Buddha dihargai oleh para cendekiawan, ilmuan, pemikir hebat, ahli filsafat, kaum rasionalis sepanjang masa.

 

Matang secara Intelektual dan Spiritual

Dhamma sebagai hukum universal dihargai oleh orang-orang yang memiliki kecerdasan berpikir yang jelas dan matang secara spiritual.

 

Agama Masa Depan

Albert Einstein dalam forum “Science and Religion” di New Jersey, 19 Mei 1939 mengatakan, “Agama masa depan akan merupakan suatu agama semesta. Agama Buddha memenuhi tuntutan ini.” Albert Einstein berkata demikian karena ajaran Buddha sangat rasional dan ilmiah. Semakin maju ilmu pengetahuan, semakin maju rasional dan ilmiah pola pikir manusia.

Filsafat Tertinggi dan Psikologi Tertinggi

Ajaran Buddha membahas hingga di luar sains, karena keterbatasan alat teknologi. Ajaran Buddha adalah ajaran penaklukkan batin. Carl Gustav Jung (ahli psikologi analitis yang sangat terkenal dari Swiss) mengatakan dalam penghargaannya, “Sebagai seorang pelajar studi banding agama, saya yakin bahwa ajaran Buddha adalah yang paling sempurna yang pernah dikenal dunia. Filsafat teori evolusi dan hukum karma jauh melebihi kepercayaan lainnya. Profesi saya adalah menangani penyakit batin, dan inilah yang mendorong saya menjadi akrab dengan pandangan dan metode Buddha, yang bertema pokok mengenai rantai penderitaan, penuaan, kesakitan, dan kematian.”

Kewelasan Universal, Anti-kekerasan, Tanpa Pengorbanan

Kewelasan Buddha adalah universal kepada semua makhluk besar dan kecil, hewan serangga hingga hewan besar seperti gajah, makhluk tampak maupun tidak tampak, semuanya setara dan berhak untuk bahagia. Buddha juga mengajarkan anri-kekerasan dan kedamaian, serta Buddha tidak menyetujui pengorbanan hewan/ makhluk lain demi keuntungan sepihak karena hal itu sangat kejam.

 

Penyetaraan Derajat dan Penyetaraan Hak Pria dan Wanita

Buddha tidak menganut sistem kasta. Semua manusia dari semua kasta dan berjenis kelamin pria maupun wanita diberikan kebebasan untuk turut serta dalam kehidupan beragama, termasuk menjadi bhikku dan bhikkuni, walaupun menjadi bhikkuni merupakan hal yang sangat radikal di masa dulu saat kehidupan Sang Buddha di India.

 

Tanpa Penyalahgunaan Politik

Buddha tidak memperbolehkan ajaran-Nya disalahgunakan untuk kepentingan politik.

 

Ehipassiko

Ehipassiko artinya datang dan lihat, bukan datang dan percaya begitu saja secara membabi buta.

Buddha berkata, “Jangan percaya begitu saja pada yang sering didengar, tradisi, desas-desus, kumpulan naskah, asumsi, dogma, penalaran yang terasa benar, penerimaan setelah pertimbangan, yang tampak hebat, atau pemikiran ‘petapa ini guru kita’.

 

Ketamakan, kebencian, kekeliruan adalah hal yang tak bermanfaat, salah, dicela para bijak, membawa kerugian dan penderitaan (Kalama Sutta, Anguttara Nikaya 3.65)

 

Keindahan Ajaran Buddha lainnya:

  • Tidak menghalangi umat perumah tangga mencari kebahagiaan dan tujuan duniawi, asalkan tidak melanggar moralitas
  • Tiada penghukuman abadi
  • Agama yang layak karena mengandung 4 Kebenaran Suciwan dan Jalan 8 Faktor Suciwan
  • Ajaran Buddha mengajarkan kita untuk mengembangkan kesabaran dan pengendalian agar tetap dapat ceria dan ikut berbahagia atas kesejahteraan orang lain
  • Tiada fanatisme
  • Tidak bersaing mengubah agama orang
  • Bertoleransi luar biasa
  • Hanya untuk yang berminat
  • Demi Kebaikan Semua Makhluk
  • Kebahagiaan dalam Kehidupan ini juga
  • Menghindari 2 ekstrem, yaitu pencarian kebahagiaan melalui kenikmatan duniawi berlebihan dan penyiksaan berlebihan yang tak bermanfaat.
  • Mengembangkan kewelasan dan kebijaksanaan
  • dan masih banyak keindahan dalam Ajaran Buddha

 

Sumber: Buku Inilah Ajaran Buddha, disusun oleh Handaka Vijjananda.

 

https://belajarbarengdhamma.com/

 

https://www.instagram.com/p/CcWm_4Jhqvp/?igshid=YmMyMTA2M2Y=

Mungkin Anda juga menyukai