Komunikasi & Kooperatif 1

Komunikasi Orang Tua dan Anak

Menurut Adele Faber dan Elaine Mazlish, beberapa poin penting dalam komunikasi orang tua dan anak sebagai berikut:

1. Saat anak bercerita, orang tua seringkali terus bertanya dan memberi nasehat. Entah disadari maupun tidak disadari oleh kita sebagai orang tua. Orang tua sebaiknya memberi respon tanda orang tua sedang mendengarkan dengan tulus daripada orang tua.  Respon orang tua yang mendengarkan dengan tulus dapat berupa:

  • “Oh…..”
  • “begitu ya….”
  • “Mmm…”

Hal ini karena anak tidak suka diinterogasi/ dinasehati jika anak tidak meminta nasehat.

2. Saat anak bercerita, kita sebagai orang tua seringkali mendengarkan anak dengan setengah hati. Hal ini sering terjadi terutama saat orang tua sedang sibuk. Saat anak bercerita, orang tua sebaiknya mencurahkan seluruh perhatian untuk mendengarkan anak dengan sepenuh hati.

3. Orang tua sebaiknya tidak mengingkari perasaan/ emosi negatif yang dirasakan anak. Orang tua lebih baik menerima dan membantu anak dalam memahami dan memberi nama emosi yang dirasakan anak. Baik itu emosi positif maupun emosi negatif sekalipun.

4. Orang tua sebaiknya tidak “menghilangkan/ mematikan” harapan/ keinginan anak dengan penjelasan-penjelasan logis. Orang tua sebaiknya menjadi semacam peri. Peri yang membantu anak berimajinasi untuk mewujudkan harapan/ keinginan anak. Dengan demikian, orang tua telah membantu anak tumbuh menjadi sosok pribadi yang optimis dan yakin bahwa harapan/ keinginannya suatu hari pasti akan terwujud.

 

Kooperatif/ Kerja Sama Orang Tua dan Anak

Menurut Adele Faber dan Elaine Mazlish, beberapa poin penting dalam kooperatif/ kerja sama orang tua dan anak sebagai berikut:

  1. Orang tua seringkali menyalahkan anak sebagai pelaku atas sebuah kejadian yang tidak dilihat langsung oleh orang tua. Misalnya orang tua menyalahkan anak yang menumpahkan sepanci kuah hingga lantai menjadi berantakan. Tidak ada orang yang suka disalahkan moms and dads. Daripada menyalahkan anak, orang tua sebaiknya menyampaikan/ menceritakan apa yang dilihat orang tua.
  2. Saat anak menjelaskan/ menceritakan apa yang terjadi, berarti orang tua memberi anak kesempatan untuk berpikir apa yang sebaiknya dilakukan oleh anak.
  3. Saat orang tua memberikan informasi yang relevan pada anak, anak biasanya dapat dengan sendirinya  tahu apa yang sebaiknya dilakukan oleh anak.
  4. Kita sebagai orang tua seringkali menyampaikan dengan kalimat-kalimat panjang dan berbelit-belit kepada anak. Orang tua sebaiknya menyampaikan dengan dengan kalimat singkat, jelas, dan padat. Anak akan lebih paham dan suka.
  5. Orang tua seringkali berkomentar negatif tentang karakter/ kepribadian anak. Orang tua sebaiknya menyampaikan perasaan orang tua akibat perbuatan anak. Dengan demikian, anak tidak merasa dihakimi.
  6. Lebih mudah bekerja sama dengan orang yang menyampaikan ketidaknyamanan/ ketidaksukaannya, tanpa “menyerang” kita.

 

Sumber:

Adele Faber and Elaine Mazlish keduanya adalah ahli psikologi anak dan penulis buku bestseller di Amerika.

https://ruangpsikologidarvina.com/komunikasi-kooperatif-1/

 

https://belajarbarengdhamma.com/

Mungkin Anda juga menyukai